Sabtu, 26 Desember 2009

Satukan Cinta Part 1

Suara kereta api menderu mengiringi lagu Clasicnya Dan byrd Boulevard. Seorang pemuda Gondrong duduk dikekat pintu gerbong kereta. Sebuah gitar merek SANDER
****Panco :" Sander ... "!!! wkwkwkwk Evan kali sander".
Tersandar di pinggiran gerbong kereta. Sesekali asap tebal mengepul dari sebatang rokok di ujung bibirnya. Kerata api Bandung – Jakarta baru saja melewati Stasiun Purwakarta.
"Karcis – Karcis . . . !!!".
Terdengar suara kondukter berteriak di tengah bisingnya suara kereta.
"Karcis mas ?". Kata seorang kondektur pada seorang penumpang.
"Hai ... Karcis lo mana Gondrong ?"
Merasa di panggil si pemuda itu berdiri dan menghampiri sang kondektur
"Ga ada pak ... !!!". Kata pemuda itu enteng.
"Ga ada gimana maksud lo!". Jawab sang kondektur. "Lo numpang harus beli tiket dong," Sambungnya.
"Mang lo mo kemana bocah?" Tanya kondektur satunya.
"Jakarta pak".
"Ke jakarta tanpa tiket!!!". Keduanya serempak "Lo juga ga punya KTP?".
"Kalau KTP ada pak" Jawab si pemuda sambil membuka dompetnya.
"Iyan"JV"S ... kec.Jatinangor sumedang – Jawa barat". Gumam sang kondektur sambil membolak – balikan KTP itu.
"Memang ada urusan apa lo mo Kejakarta?".
"Biasa pak, main aja !".
"Di jakarta punya Saudara?". Iyan cuma menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah mumpung kita lagi baik, kali ini lo kita biarkan, Tapi ... ". Potongnya.
"Lo ada sedikit duit khan?".
"Ada pak” Sambil merogoh saku celananya. “Mang ada apa pak, mo nambahin ya?"
"Nambahin pala lo peyang !!!". Jawab sang kondektur sambil mendorong kepala Iyan.
"Pengganti karcis bego !!! Goceng aja".
Iyan mengambil uang di saku celananya dan langsung menyerahkan uang lembaran lima ribuan. Sementara itu sang kondektur berlalu memeriksa karcis penumpang yang lain.
"Karcis ... Karcis".
"Indonesia kapan mo maju kalau penduduknya aja kaya gini". Gumam Iyan.
**** Panco :"Sama aja, lo juga ya ... ga mo tertib numpang ga mo beli karcis”.
****Penulis "???"

*********************

Kereta api express class ekonomi Serayu (Cikuja) merambat pelan tapi pasti meninggalkan jauh kota Purwakarta. Para penumpangpun sudah banyak yang terbuai oleh mimpi - mimpi, diiringi suara musik yang di hasilkan oleh gesekan rel dan roda - roda kereta.
"Jatinegara nyambung tanah Abang" gumam iyan "syet dah ... ! muter² gue!" gerutunuya.
"Kenapa bang?" Tanya salah seorang penumpang di sebelahnya.
"E ... anu" Jawab iyan sambil garuk² kepalanya yang gak gatal "Ini badan gue pegel² bang" jawab iyan sekenanya.
" Ooo ... !" Si Abang memonyongkan bibirnya persis kaya ****** Ayam.
Kereta terus berjalan dan tak lama tiba di stasiun JATINEGARA . Iyan iyan beranjak turun. Dengan gitar di punggungnya, Iyan melangkahkan kakinya ke arah timur mencari jalan keluar yang tak berpagar.
**** Panco :"Dasar !!! Ciri² orang indonesia yang tak patut di contoh"
**** Penulis :"???"
Iyan menyetop angkot jurusan Kp. Melayu - Senen di Kp. Melayu dia naik mikrolet jurusan Kp. melayu - Tanah Abang.

Tanah Abang. Gak tahu apa tu artinya Tanah Abang. Yang pasti setiap daerah punya cerita dan legendanya masing². Saat ini iyan telah tiba di stasiun Tanah Abang. Setelah membeli karcis kereta jurusan Jakarta Kota - Merak seharga lima ribu perak, dia mampir di warung kopi sambil menunggu datangnya kereta.
"Kopi mbak satu!" Pesan iyan sambil menyandarkan gitarnya di tembok warung.
"Kopi apa bang?" tanya si mbak dengan logat bataknya yang kental "Kopi susu, kopi item, atau kopikir - pikir sendiri dulu la bang" sambungnya ngledek. Iyan nyengir dengar kata² yang baru saja terlontar dari bibir si mbak yang maaf Sedikit kelebihan kebawah alias Dower.
"Yah si Mbak ini malah ngledek" balas iyan sambil cengar - cengir. "kopi susu boleh, kopi item juga boleh mbak". pesannya kemudian.
"pastinya susu apa ini?"
"kopi susu aja mbak"
"Na gitu la bang ! jelas" kata si mbak kemudian sambil membuatkan kopi pesanan iyan. iyan cuma tersenyum sambil menyulut sebatang rokok iyan mulai menyeruput kopi susu panas buatan si mbak.
Selang 30 menit kereta yang ditunggu tiba. Iyan bergegas naik keatas gerbong kereta dan berdesak - desakan dengan penumpang lain. Tak lama kereta berjalan meninggalkan stasiun Tanah abang



Merak - Banten Kota industri terbesar di pulau jawa. Terletak di paling ujung barat sebelah utara tepatnya di arah barat laut gitu lah menurut ilmu geografi SD.
Krakatau steel salah satu pabrik baja terbesar di indonesia. Selain itu pelabuhannya, yaitu pelabuhan Merak merupakan sarana perhubungan laut antara pulau jawa dengan sumatra.
Cukup luas daerah banten yang sekarang sudah menjadi propinsi sendiri ini. Anyer dengan pasir putihnya terhampar luas mengitari pantai di selat sunda ini. Seakan menghiasi indahnya panorama pantai perairan Indonesia. Pandeglang dengan pegunungannya menjulang tinggi kelangit. Serang dengan banyaknya peninggalan bersejarah Zaman Kerajaan menjadi cikal bakal tanah banten.
Cilegon yang sebenarnya mungkin, Gue rasa ( penulis - red) layak untuk menjadi pusat kota banten. kenapa? mari kita tanya pada rumput yang bergoyang.
**** Panco :" ebiet lo ...!"
**** Penulis : Yo ben dari pada ebeg lo!"
Saat ini iyan telah menjejakan kakinya di kota cilegon di depan sebuah mall di berdiri sambil sesekali matanya melirik arah kanan - kirinya. Dari kejauhan seorang gadis mungil berambut panjang ikal melangkah pelan ke arah dirinya.
"Iyan ...!" Serunya
"Nu ...!" iyan pun ikutan kaget. Dipeluknya tubuh mungil si gadis. untuk melepaskan kerinduan yang mendalam.
**** Panco : "neng leh knalan ga?"
**** Penulis : "apa - an si lo co?"
**** Panco : " woy lo penulis bego !!!" Siapa nama tu gadis t*l*l?"
**** Penulis : " he ... he ... iya sory gue lupa, namanya NUNU JALESVEVA"
"kok ga sms nu dulu?" Sambil melepas pelukan iyan.
"Maaf ... !!!"
"Ya udah, langsung kerumah aja yuk!" ajaknya sambil menggandeng tangan iyan.
Mereka berdua berjalan bergandengan menyebrangi jalan menuju rumahnya Nunu Jalesveva yang tak jauh dari area mall tadi
"nu belom kerja?" tanya iyan di sela² perjalanan. Sementara yang di tanya cuma menggelengkan kepalanya. Iyan tak meneruskan lagi pertanyaannya. Selanjutnya mereka berdua saling diam membisu selama perjalanan menuju rumah.
"Ayo masuk yan?!" ajak nunu jalesveva sambil membukakan pintu. "Duduk aja dulu yan !" nunu mempersilahkan iyan
"aku buatkan minum ya?"
Nunu pergi kebelakang tak lama kemudian dia telah kembali dengan membawa dua buah gelas ES syroup dan satu toples makanan ringan.
"Diminum yan!" Nunu mempersilahkan.
Iyan menyeruput ES syroup yang di buatkan oleh sang kekasih.
"Pada kemana nu kok sepi?" tanya iyan sambil menytulut sebatang rokoknya.
"Ya gini yan ...!" desahnya sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. "Yan maafin nu ya, nu gak kasih tahu kamu dulu kalau aku ... "
"Udahlah nu yang penting kan kita masih bisa ketemu" potong iyan
Nunu Jalesveva cuma anggukan kepalanya. Sementara itu dua beningnya jatuh membasahi pipinya. Iyan mendekat dan mengusap dua bening yang jatuh menetes dari mata indahnya.
"Nunu kenapa?" tanya iyan. Yang di tanya cuma gelengkan kepala sambil mengusap kembali pipinya sendiri.
"Kamu gak tahu yan" kata nunu dalam hatinya
"Andai kamu tahu yan kalau sebenarnya papa gak setuju dengan hubungan kita" hatinya semakin teriris untuk menerima kenyataan pahit dalam hidupnya di dunia percintaan. Dunia yang penuh kasih sayang, Kata² rayuan gombal, tujuan mulia, dan lain sebagainya.
Nunu Jalesveva memeluk erat tubuh kekasihnya Iyan makin bingung dengan keadaan itu.
"Kamu kenapa tah nu?" tanya iyan sambil memegang kedua bahu nunu jalesveva.
nunu menundukan kepalanya
"Ayo cerita geh nu!" desak iyan setengah memaksa.
"Yan ..." suaranya terputus. "Sebenernya nu gak betah tinggal ma papa, nu lebih betah tinggal sama mama"sambungnya
"Maksud nu, tinggal di cilacap sama mama dan oki?".
Yang di tanya cuma angukan kepala.
"Ya udah, kenapa gak minta pamit pulang ma papa aja?"
"Gak semudah itu yan!" Gerutunya sengit sambil menepis tangan iyan.
"Maksud nu ...!" Iyan kaget.
Nunu makin bingung dengan pertanyaan iyan. Dia gak mungkin cerita yang sebenernya sama kekasih yang di cintainya itu.
"Papa maunya nu kerja di sini aja" jawabnya kemudian singkat.
Iyan jadi ikutanh bingung. Sebenernya iyan lebih seneng kalau nunu jalesveva tinggal di cilacap karena, iyan sendiri tinggal di kebumen.
**** Panco : "Lo kok kebumen? bukannya Jatinangor - Jawa barat?"
**** penulis : ya namanya juga tinggal serah die geh !" wkwkwkwkwkw
"Yan kita kabur aja yuk!"Ajak nunu ditengah kebingungannya. Iyan kaget mendengar kata² yang barusan di ucapkan oleh bibir mungil itu.
"Kabur!" tanya iyan kaget.
Yang ditanya cuma anggukan kepalanya.
"Kok nu punya pikiran kayak gitu?" tanya iyan gak percaya.
"Udah jangan banyak tanya pokoknya nu mo pulang kerumah mama nu ja" jawabnya berdiri lalu berjalan melangkah kekamarnya. Tak lama kemudian dia telah kembali dengan membawa ransel.
"Kamu nekad nu!" Iyan meyakinkan penglihatannya. Kali ini dia anggukan kepalanya mantap.
"Nu ...!" Iyan menghampiri nunu. "Kamu gak mau semua orang yang ada di sini bingung nyariin nu kan?"
"Yan ...!" Kembali nunu menepis tangan iyan yang bersandar di pundaknya. Lalu kembali melemparkan pantatnya di kursi dengan malasnya.
"Selama inipun mereka gak pernah peduli sama nu!" katanya sambil melemparkan pandangannya jauh keluar jendela. "nu yakin kali inipun mereka gak bakalan peduli".
Karena terus di desak dan dengan di dorong oleh keinginan yang luhur. akhirnya Hati iyan pun luluh. Saat itu juga mereka bergegas meninggalkan rumah menuju stasiun Cilegon. Di stasiun Cilegon mereka menunggu kedatangan kereta sore menuju Tanah Abang setelah sebelumnya mereka membeli karcis tentunya.

0 Comments:

Post a Comment