Kamis, 31 Desember 2009

Selarik Cahaya Kuning

Gerimis sore itu membasahi bumi.Langit kelam di selimuti awan di jalanan kota beraspal Kota Simpanglima - kebumen. Kendaraan merayap pelan, merambat menyisiri rintik hujan, Didalam sebuah bus kota jurusan jogja seorang pemuda gondrong duduk di tepi jendela sambil m,emandang ke arah luar. Disela kakinya terselip sebuah gitar merek "KAPOK"

"mo turun mana lo ndrong?" Tanya sang kondektur.
"nanti pak, turun terminal !" Jawab si gondrong, sementara sang kondektur cuma nyengir.
"UDah dapet banyak?". lanjutnya
"bisa lah buat beli-beli rokok mah". jawabnya nyengir

Iyan seorang pemuda gondrong, terlahir dengan darah seninya, jiwa seni yang tertanam dalam jiwa dirinya. Seniman yang berkarya di jalanan, Seniman yang terabaikan, Seniman yang hanya mendapatkan hasil dari karyanya dengan nilai perak. Bukan nilai perak yang dia harapkan kalau hanya dari rasa simpatisan penikmat seni. Tapi, sebuah ucapan pujian yang tulus dari lubuk hatinya, itu cukup untuk menambah semangatnya untuk terus berkarya.
*****************************

Terminal tipe - A kota Kebumen, Sore itu ramai di banjiri para pemakai jasa angkutan. Dari suasananya terlihat kalau mereka adalah para pemudik dari kota jakarta yang pulang kampung hanya untuk menikmati hari libur natal dan tahun baru.

Iyan tiba di terminal lalu menyandarkan gitarnya di balik tembok sebuah warung, kemudian dia menyandarkan p*n*t*tnya di kursi plastik.
"mbak, kopi ya !" pesannya. Sementara si mbak cuma anggukin kepala dan mulai membuatkan kopi pesanan iyan.
"WOI ........... ! Yan ". Sapa seorang yang gak kalah gondrongnya. "Udah lama ?" sambungnya
"HI ... lumayan nyil" Jawab iyan. "ne aja udah setengah gelas kopi abis".
Pemuda yang di panggil unyil duduk disampingnya diapun memesan segelas kopi. SEdang asik mereka ngobrol, bus yang mereka tunggu mulai memasuki terminal bus kota yang sudah memiliki NAMA terbang yang telah beroperasi selama 25 tahun ini adalah salah satu bus kota ladang penghasilan untuk para seniman jalanan khussunya "FORSEJAKA". Iyan mulai masuk bus jurusan P. Ungu, Setelah sebelumnya sedikit berbasa-basi yang istilah kerennya MC gitu lagh Iyan mulai memetik senar-senar gitarnya.

Dalam hatiku selalu ada dirimu ...
Dalam mimpiku terukir indah namamu ...
.....
.....
Namunku, Mencoba untuk mengerti ...
Tetapi mengapa engkau pergi ...

****************************

"Yan ... "Teriak seorang pemuda di seberang
"Setan lo kie ! ga sah tereak-tereak napa ?" Jawab iyan dalam obrolanya melalui handphone
"Yan, lo harus kebandung hari-hari ini juga !" perintah yukie
"gila lo, main perintah aja" lenguh iyan. "da pa mangnya ?"
"gini yan ..."
****PANCO : ;)) nie penulis t*l*l kali ya, cerita panjang lebarnya kok ga ditulis ?!!"
PENULIS : Sorry co gue lagee males nulis pokoknya inti dari cerita yukie adalah "seminggu lagi bakal ada audisi band indie, kita kirim demo CD track dulu terus baru kita ikut audisi ."
****Panco :"Setan ...!!! Itu lo tulis"
****Penulis : "wakakakakakakaka ..." (nyengir)
"Bukan nya seleksi dolo?". Tanya iyan Gak jelas. "Mang lo dah kirim Demo nya?"
"Itu dia ...!" Jawab yukie
"Alhamdulillah . ya Allah!". Ucapsyukur iyan. "Selarik cahaya kuning terlihat di mataku"
"Ya ud cepetan beres-beres trus lo langsung cabut mari !!!" Perintah yukie
"Oke... Siap bos ! tapi gak hari ini, besok pagi gue cabut pake kereta". jawab iyan "I don't have money alias bokek". sambungnya
"Serah lo dah, pokoknya seminggu lagi lo harus udah siap, disini kita latihan tanpa lead guitar, cuma buat ngatur tempo doank sich". terangnya panjang lebar
"Ya ..ya"
"Ya udah, gue tutup dolo ya ?" pamit yukie "gue mo ketempatnya eris dolo" Lanjut yukiesambil memutus telephone
"Dasar ... dateng gak di minta, pergi kabor gitu aja" Gumam iyan "Mendinglah dari pada minta pesangon". Sambungnya
Iyan meletakan handphone di meja. tubuhnya di hempaskan di atas kasur, matanya menerawang jauh ... jauh dan entah apa yang dilamunin nya.
****************************

Rintik air hujankembali mengguyur bumi. Hujan di awal bulan januari ini memberikan suasana damai di hati. Didalam sebuah rumah pangung berbilik anyaman dari bambu
ciri khas rumah adat sunda. Iyan, Yukie, Eris dan anak-anak javes band
diam termenung tanpa kata. entah apa yang mereka renungkan
"Ini gak adil !!!" eru eris memecah kehenginan, berdiri lalu menyulut sebatang rokok.
"Bener ... !" sambung yukie. "Padahal aksi mereka jauh di bawah kita". Gerutunya.
Iyan menghembuskan asap rokok dari dalam lubang hidungnya mirip banteng liar. Iyan masih diam membisu. Dan terus saja menikmati rokoknya
"kenapa masih aja ada permainan di balik layar?" tanya yukie.
Iyan mematikan batang rokoknya kedalam asbak, menyeruput kopi kopi susu panas dan meletakan kembalidi atas meja.
"kie ,, ris !!! kali ini iyan angkat bicara. "Ini belum nasib kita, jalan kita masih panjang, masih banyak event-event model gitu, audisi, dan tetek bengek lainnya"
Terus ...?" tanya mereka berdua
"Kita mesti gimana yan"? tanya eris
"terus berkarya dan berkarya" jawab iyan seorang seniman sejati takan pernah terhenti hanya karena kerikil melukai, seorang seniman sejatiakan lebih banga jika karya - karyanya bisa di nikmati oleh orang banyak dan di hargai". sambungnya
"Satu lagi .. !!!" lanjutnya
Seorang seniman sejati tidak haus akan ketenaran, kepopuleran,tapi sebuah pujian untuk hasil karyanya yang membuat seorang seniman itu semangant untuk terus berkarya, semakin banyak pujian semakin tingi harga jual karya - karyanya.

0 Comments:

Post a Comment